Prinsip Kerja Sistem Pengapian Konvensional
Prinsip Kerja Sistem Pengapian Konvensional - Sistem pengapian adalah salah satu sistem di dalam kendaraan yang memiliki peran penting dalam kaitannya untuk mentransmisikan dan menaikan nilai tegangan listrik dari baterai agar terjadi percikan bunga api di busi. Percikan bunga api yang dihasilkan oleh sistem pengapian akan berdampak langsung pada performa kendaraan. Karenanya, pengapian yang baik merupakan syarat utama bagi kendaraan agar memiliki performa yang baik pula. Kenapa bisa demikian?
Kita tahu tenaga yang diperlukan untuk menggerakan kendaraan
(Internal Combustion Engine) diperoleh dari pembakaran di ruang bakar. Dimana
proses ini tidak terjadi begitu saja. Setidaknya ada 3 syarat utama untuk
terjadinya proses pembakaran, yaitu adanya Oksigen, Bahan bakar dan Energi
Aktivasi. Jika salah satu dari ketiga ini tidak tersedia ataupun kendaraan
mengalami permasalahan pada salah satu syarat maka kendaraan tidak dapat
dihidupkan.
Energi aktivasi ini dapat berupa sumber panas sebagai
"pemantik" agar bahan bakar dan udara yang telah dikompresikan bisa
mengalami reaksi kimia cepat yang sering kita sebut sebagai suatu proses yang
dinamakan pembakaran.
Pada kendaraan yang memiliki peran sebagai energi
aktivasi ini adalah Busi
Dimana busi pada kendaraan akan menghasilkan percikan bunga
api untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah dikompresikan dan
hasil pembakaran inilah yang kemudian akan menghasilkan tenaga dan menggerakan
kendaraan secara keseluruhan.
Lalu bagaimana prosesnya sehingga busi bisa memercikan bunga
api? Ok untuk mengetahui prosesnya tentu kalian harus tahu terlebih dahulu
mengenai sistem pengapian sebagai sistem yang bertanggung jawab sebagai energi
aktivasi bagi kendaraan.
Bagian utama sistem pengapian konvensional:
- Baterai
- Kunci
kontak
- Ignition
Coil
- Platina
- Kondensor
- Rotor
- Distributor
- Kabel
busi
- Busi
Baca juga penjelasan lebih lanjut mengenai komponen
sistem pengapian konvensional bererta fungsinya.
Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional
1. Saat Kunci Kontak ON (Platina Menutup)
|
Ilustrasi Prinsip Kerja Sistem Pengapian Konvensional
(Aliran listrik saat platina menutup) |
Aliran listrik ketika platina menutup :
Ketika kunci kontak diposisikan pada posisi ON, maka arus
listrik dari baterai akan mengalir ke ignition relay dan main relay.
Arus dari relay kemudian
akan mengalir ke resistor untuk kemudian masuk ke primer coil. Perlu diketahui
pada ignition coil terdapat dua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Sehingga arah aliran listrik yang melewati kedua kumparan ini akan
berbeda.
Pada saat kunci kontak posisi ON dan platina menutup maka
arus listrik dari baterai akan mengalir ke kumparan primer ignition coil
kemudian menuju platina lalu ke massa.
Lilitan yang dialiri arus listrik akan menciptakan
elektromagnet (magnet sementara)
Perlu kalian tahu, bahwa kumparan yang terdapat dalam
ignition coil merupakan lilitan kawat tembaga yang mampu menghasilkan medan
magnet jika dialiri arus listrik.
Besarnya medan magnet yang dihasilkan akan tergantung pada
banyaknya lilitan dan besar arus yang mengalir pada lilitan. Karena nyatanya
pada sistem pengapian, komponen seperti baterai, jika sering dipakai akan
mengalami penurunan tegangan dan ketika baterainya lemah maka percikan bunga
api pada busi pun akan semakin kecil.
Arus atau listrik yang mengalir dalam rangkaian sistem
pengapian ini akan terjadi secara terus menerus dari baterai, platina sampai ke
massa. Hal ini terjadi karena kontak platina yang masih menutup sehingga arus
listrik tidak dapat terputus.
2. Saat Kendaraan di Start/Mesin Hidup
|
Ilustrasi Prinsip Kerja Sistem Pengapian Konvensional
(Aliran listrik saat platina membuka) |
Ketika platina mulai membuka, maka arus listrik yang
mengalir pada primer koil akan terputus. Terputusnya arus ini akan membuat
kemagnetan yang terjadi pada inti koil akan seketika menghilang. Proses ini
akan menyebabkan induksi elektromagnetik pada primer koil dan sekunder koil .
Induksi dari primer koil akan mengalir ke kondensor dan induksi dari sekunder
koil akan mengalir ke tutup distributor, rotor distributor, terminal kabel
tegangan tinggi, kabel busi dan ke busi.
Akibat adanya aliran listrik tegangan tinggi yang mengalir
antara elektroda bagian tengah dan elektroda massa busi maka akan mengakibatkan
terjadinya percikan bunga api pada busi.
Perlu kalian ketahui bahwa percikan bunga api pada busi
memiliki peran penting sebagai energi aktivasi untuk melangsungkan proses
pembakaran di dalam sistem internal combustion engine.
Aliran listrik saat platina mulai membuka :
Pada saat kendaraan di start, motor starter akan memutarkan
ring gear, karena ring gear ini satu poros dengan flywheel maka flywheel pun
akan ikut berputar dan piston akan melakukan langkah Isap dan kompresi awal
untuk memulai pembakaran. Pada saat inilah sistem pengapian akan mulai bekerja.
Kenapa demikian? Hal ini terjadi karena sistem pengapian konvensional yang
menggunakan distributor dapat memercikan bunga api pada busi
jika terjadi induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder coil. Induksi
tegangan ini terjadi jika listrik yang mengalir pada kumparan primer seketika
terputus. Disini distributor memiliki peranan yang penting.
OK jadi mekanismenya begini, pada bagian distributor di
dalamnya terdapat camlobe dan juga rotor. Camlobe
ini akan bergerak berputar karena digerakan oleh poros engkol. ketika bagian
camlobe berputar maka sudut sudut dari camlobe akan menekan platina sehingga
memutuskan aliran listrik dari platina ke masa.
Kita tahu bahwa listrik akan mengalir jika ada 2 titik yang
berbeda potensial terhubung. dalam hal ini yaitu positif ke negatif.
Namun ketika camlobe menekan platina ini membuat aliran ke
masa nya terputus yang artinya listrik dari baterai tidak dapat mengalir ke
rangkaian sistem pengapian. Hal ini menyebabkan arus listrik yang mengalir pada
kumparan primer coil terputus. kumparan yang kehilangan arus listrik akan
membuat kemagnetan pada kumparan menghilang. Hilangnya kemagnetan secara
seketika ini akan membuat terjadinya induksi elektromagnet.
Saat medan magnet yang terbentuk pada kumparan primer
disejajarkan dengan kumparan lain nya maka akan terjadi induksi elektromagnet
yang kedua.
Induksi pada kumparan sekunder ini akan menghasilkan electromotive
force yang menaikan tegangan 12 Volt dari baterai menjadi 25.000 volt
untuk kemudian disalurkan sampai ke busi.
Induksi dari primer coil akan dialirkan ke kondensor.
Induksi pada kumparan sekunder akan dialirkan melalui kabel tegangan tinggi
sampai ke busi.
Diatas adalah cara kerja dari sistem pengapian konvensional. Untuk lebih tahu lagi seputar sistem pengapian bisa telusuri pada artikel lain di belajarsesuatu.com. Terima kasih.
Post a Comment for "Prinsip Kerja Sistem Pengapian Konvensional"